Mahasiswa UB Bangun Desa di Lumajang, Fokus Benahi Perpustakaan

Busercyber.com, Lumajang – Universitas Brawijaya (UB) kembali menggelar program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) tahun 2025. Berbeda dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dikelola oleh masing-masing fakultas, MMD merupakan program strategis yang langsung digagas oleh Rektor UB sebagai bagian dari pengabdian mahasiswa kepada masyarakat secara lebih luas dan terintegrasi.
Pada tahun ini, sebanyak 1.000 mahasiswa UB terlibat dalam MMD dan disebar ke berbagai kabupaten/kota di seluruh Provinsi Jawa Timur. Khusus di Kabupaten Lumajang, mahasiswa MMD ditempatkan di sekitar 24 desa di 17 kecamatan, di antaranya: Sumbersuko, Yosowilangun, Rowokangkung, Padang, Kunir, Gucialit, Randuagung, Tempeh, Pasirian, Lumajang, Pronojiwo, Pasrujambe, Candipuro, Jatiroto, dan Klakah, adapun jumlah MMD perdesa ada 13 anak.
Program MMD tahun ini di Lumajang berfokus pada kerja sama strategis dengan Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) untuk meningkatkan literasi masyarakat desa. Sasaran utamanya adalah pembenahan dan revitalisasi perpustakaan desa agar lebih aktif, inklusif, dan mampu menjadi pusat belajar masyarakat.
Menurut Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Bp. Syahrul Sajidin, kehadiran mahasiswa UB di desa-desa Lumajang membawa semangat baru dalam menghidupkan budaya baca dan minat literasi. “Mahasiswa tidak hanya membantu pengelolaan perpustakaan, tapi juga menggelar pelatihan literasi digital, membuat katalog buku, hingga menyusun program edukasi untuk anak-anak,” ujar Syahrul.
Sementara itu, Kepala Desa Petahunan Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang, Sumarli, menyambut baik dan sangat mengapresiasi program ini.
“Kami senang desa kami menjadi bagian dari MMD UB. Perpustakaan yang dulu sepi kini mulai hidup kembali. Anak-anak datang membaca, ibu-ibu mengikuti pelatihan, ini luar biasa,” ungkap Sumarli.
Lutfi, mahasiswa dari jurusan Perikanan dan Kelautan yang menjadi Koordinator MMD di desa Petahunan, menjelaskan bahwa program ini juga melibatkan pendekatan lintas disiplin ilmu. “Kami dari berbagai jurusan berkolaborasi, jadi bukan hanya soal buku, tapi juga edukasi gizi, pengelolaan lingkungan, dan teknologi informasi,” jelasnya.
Dengan semangat kolaborasi dan gotong royong, MMD UB 2025 diharapkan dapat meninggalkan jejak positif dan berkelanjutan di masyarakat, terutama dalam membangun literasi sebagai fondasi kemajuan desa.
Social Footer